Kakek! Aku benci dengan hidupku dan muak dengan segalanya. ! Mengapa hidupku selalu penuh dengan masalah dan sulit sekali mengatasinya? Apa sih salahku? Dimana Tuhan yang katanya dapat menjadi tempat berteduh dan penolong ? Bukankah tidak sulit bagi Tuhan untuk membuat hidupku tenang dan bahagia ?
Cintaku, cucu-cucuku, permata bercahaya yang menyinari mataku. Kemarilah, mari kita beristirahat di bawah keteduhan pohon yang rindang ini dan mencari perlindungan dari terik dan panasnya matahari. Bila kita duduk di bawah cabangnya, kita akan terlindungi dari matahari dan hujan. Tetapi jika kita tetap berada di kejauhan, kita tidak akan menemukan kenyamanan. Sebaliknya kita akan mengeluh "Oh mataharinya begitu terik dan panas!" , aku tidak tahan menghadapinya! Pohon yang tidak berguna ini tidak memberiku perlindungan apapun!" Kenapa menyalahkan pohonnya sedangkan kita sendiri tidak berdiri pada sisi yang memberikan keteduhan?
Dalam kehidupan, manusia juga suka menyalahkan Tuhan seperti ini. Dia tidak mencari tempat berteduh dimana Tuhan berada. Dia tidak mencari tempat berteduh pada sifat-sifat-Nya, tindakan-Nya atau keindahan-Nya. Sebaliknya, manusia berdiri langsung terekspos kepada penderitaan, masalah, kesedihan, pada panas dan dingin, dan kepada badai serta penyakit dunia. Dia berdiri pada kegelapan dari ilusi serta dengan mudah menyalahkan Tuhan dan kebenaran karena tidak melindungi dirinya. Dia berpikir ; "Apa itu Tuhan?" . "Dimana Dia sekarang, ketika aku berhadapan dengan begitu banyak bahaya dan penderitaan dari kesulitan-kesulitan yang begitu banyak? Angin badai dan panas yang sangat terik menyiksaku," katanya sembari menangis. "Kenapa Tuhan tidak menolongku?"
Cucuku, suatu kebodohan dan kesalahan jika menyalahkan Tuhan. Itulah yang dilakukan dunia. Tidaklah benar bila kita sendiri berdiri di tengah-tengah ilusi, penderitaan, kesedihan, dan kegelapan. Hanya bila berdiri di bawah keteduhan kebenaran Tuhan dan bertindak atas dasar kebijaksanaan dan sifat-sifat-Nya, barulah kita akan terlindungi oleh keteduhan. Engkau harus memikirkan hal ini.
Cintaku, permata yang menyinari mataku. Berdirilah di dalam keteduhan-Nya dan sambutlah kenyamanan-Nya.
Apa kabara' ?
"Banyak Jalan Menuju Tuhan Sebanyak Nafas Para Pencarinya Tetapi Jalan Yang Paling Dekat Ke Tuhan Yaitu Menyayangi Sesama Manusia"
Karaeng Bombong
Minggu, Maret 01, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar