Powered By Blogger

Apa kabara' ?

"Banyak Jalan Menuju Tuhan Sebanyak Nafas Para Pencarinya Tetapi Jalan Yang Paling Dekat Ke Tuhan Yaitu Menyayangi Sesama Manusia"

Karaeng Bombong

Karaeng Bombong

Minggu, Maret 01, 2009

Raja Midas

Dahulu, negri Yunani diperintahkan oleh

seorang raja bernama Raja Midas. Waktu itu, di sana masih itu tinggal digunung
Olympus. Mereka tampan, cantik, anggun dan sakti. Manusia biasa menaruh hormat
dan sedikit takut pada mereka, kecuali
Raja Midas. Raja yang periang ini tak pernah punya pikiran, bagaimana
mungkin para dewa akan mencelakakanya.
Raja Midas suka sekali mengundang para dewa
keistananya untuk suatu perjamuan. Ya... Raja Midas sangat tertarik melihat
penampilan para dewa yang anggun, cantik, gagah, tampan, dan sakti itu.
Raja Midas lupa, kesaktian para dewa mungkin
bisa membuatnya celaka.
Suatu malam Raja Midas menjamu Dewa Bacchus,
Dewa anggur dan Pan dewa hutan serta beberapa gembala. Karena Puas, Dewa
Bacchus berjanji akan mengbulkan apa pun permintaan Raja Midas.
Menjamu tamu-tamu terhormat seperti itu
membutuhkan biaya banyak, jadi Raja
Midas berharap apapun yang disentuhnya
dapat berubah menjadi emas.
“Dengan demikian aku tak akan kehabisa
uang,”pikirnya.
Dewa Bacchus mengabulkan permintaanya.
Mula-mula Raja Midas merasa senang. Disentuhnya bunga-bunga ditaman istana
berubah jadi emas. Dia Menyentuh semak-semak, Pohon-pohon, serta dinding istana.
Semuanya berubah jadi emas berkilau. Tapi...ketika Raja Midas lapar, dan ingin
bersantap...apapun yang disentuhnya jadi emas. Paha kalkun, ayam panggang,
apel, anggur, semua jadi emas. Raja midas tidak bisa makan. Putri kesayanganya
berlari masuk ruang makan, dan memeluk
baginda untuk mengucapakan selamat pagi. Astaga...dia pun berubah menjadi
patung emas!
Raja Midas putus asa. Tahulah dia sekarang,
betapa berbahayanya jika terlalu serakah. Untunglah Dewa Bacchus kasihan
padanya.Dikembalikanya semua yang tadi berubah jadi emas kewujud semula. Raja
Midas merasa lega. Tak lama dia masih saja suka mengundang para dewa untuk
datang keperjamuanya. Kali ini dia mengadakan perlombahan seni suara.
Malangnya, baginda lupa tidak memberikan
hadiah pertama kepada Appllo dewa matahari. Dewa Apollo diam saja. Dia berlalu
sambil mengutuk Raja Midas.
Tukang cukur kerajaanlah yang pertama tahu,
apa akibat kutukan dewa Apollo.
Telinga Raja Midas berubah menjadi telinga
keledai.
Mula-mula tukang cukur berusaha menyembunyikan
telinga keledai baginda, dengan menutupi dengan rambut. Tapi, telinga itu
tumbuh terus, makin lama makin panjang. Akhirnya tak bisa lagi disembunyikan, Raja Midas
merasa malu. Dia mengurung diri dalam kamarnya dan menyuruh tukang cukur
berjanji untuk tutup mulut.
Menyimpan rahasia terlalu lama bukanlah mudah.
Tak tahan lagi, si tukang cukur mengali lubangdan berbisik kedalamnya,”Raja
Midas punya telinga keledai.”
Tukang cukur merasa tak melanggar janji. Dia
tidak mengatakan kepada siapapun. Dia hanya berbisik kepada lubang kosong.
Dari lubang tumbuh rumput. Rumputnya makin
tinggi. Dewa Apllo menghembus rumput itu, dan rumput-rumput itupun
mendesak,”Raja Midas punya telinga keledai. Raja midas punya telinga keledai.”
Akhirnya seisi kerajaan tahu rahasia itu.
Rakyat menertawakan dan mengejekrajanya. Setelah Raja Midas minta maaf,
Akhirnya dewa Apollo mengampununya dan membuang telinga keledainya itu.
Berurusan dengan dewa-dewa kadang-kadang
berbahaya juga.

Tidak ada komentar: